- me and my inspiration, never ending story -

Kamis, Agustus 13, 2009

Detoksifikasi boleh jadi merupakan salah satu pembicaraan yang kini tengah tren di antara ibu-ibu. Terutama mereka yang punya masalah dengan berat tubuh. Entah mengapa detoksifikasi selalu dihubungkan dengan pengurusan tubuh. Padahal makna detoksifikasi jauh lebih luas dari itu. Untuk membedah apa yang namanya detoksifikasi ini, Sedap sekejap menghubungi Andang Gunawan, ahli Terapi Gizi, lulusan Queensland Institute of Natural Science. Berikut adalah hasil wawancara dengan wanita yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Nirmala dan Ketua Yayasan Perisai Bangsa itu.

Menjadi langsing adalah idaman setiap wanita. Dan sudah lama sekali wanita beranggapan cara puasa merupakan jalan pintas yang paling ampuh. Turunnya drastis dan waktunya singkat pula. Padahal di balik puasa sebetulnya terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh yaitu pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Menurunnya berat tubuh hanya merupkan efek samping dari proses detoks tersebut. Karena itulah bukan cuma orang gemuk yang perlu melakukan detoksifikasi. Yang kurus pun sebaiknya menjalani kegiatan ini secara periodik agar racun yang masuk dalam tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit yang parah. Sayangnya tidak semua orang merasa perlu melakukan detoksifikasi secara periodik. Alasan utama yang paling sering kita dengar, "Saya sehat, kok. Atau, bukankah tubuh juga sudah melakukan pembuangan makanan yang tidak terpakai setiap hari lewat buang air besar?"

Sebelum terpaksa pergi ke dokter, kita memang selalu merasa diri sehat. Padahal dengan pola makan, pola hidup, serta pencemaran yang terjadi saat ini, sulitlah buat kita untuk hidup sehat. Dan kalau buang air besar yang menjadi patokan, sesungguhnya sangat bisa jadi kotoran yang kita keluarkan hari ini merupakan kotoran 2 hari yang lalu. Jadi bisa dibayangkan, kita sudah menyimpan racun dalam tubuh selama 2 hari. Nah, detoksifikasi bertujuan membuang racun-racun yang sudah mengendon dalam tubuh hingga tubuh kita menjadi betul-betul baru dan sehat.

MANFAAT DETOKSIFIKASI

Pengusiran racun dalam tubuh tentu saja akan menyehatkan tubuh. Hingga cara ini kerap diterapkan untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit. Penyakit tersebut antara lain, asma, alergi, pilek, flu, bronkitis, asam urat, rematik, kanker stadium dini, insomnia, depresi, stres, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyumbatan pembuluh koroner, penyumbatan pembuluh arteri, obesitas, sariawan, mag, migren, penyakit kulit, serta ketergantungan obat, nikotin, alkohol, dan narkotik.

CARA DETOKSIFIKASI

Puasa untuk detoksifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tetapi prinsipnya satu yakni, tidak memasukkan makanan berlebihan terutama yang tidak sehat, dan mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua racun. Penghematan energi tadi bisa dilakukan dengan puasa seperti yang selama ini dilakukan secara agama (makan hanya selepas magrib hingga sebelum subuh), atau hanya menyantap buah dan sayuran. Bahkan yang lebih ekstrem lagi hanya minum air putih saja.

Dengan berpuasa atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak menggunakan energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk membuang racun. Sayangnya, tidak semua orang paham akan makna dan tujuan puasa sesungguhnya hingga ketika lepas dari acara puasa, mereka kembali ke pola makan semula. Makanan yang masuk tidak diperhatikan jumlah maupun mutunya. Bahkan di saat puasa pun, kita kerap jor-joran di waktu berbuka hingga proses detoks tidak berlangsung sempurna. Detoksifikasi dengan cara puasa seperti diajarkan agama pasti sudah tidak asing lagi untuk Anda. Tetapi bagi orang tertentu (misalnya, yang tidak biasa berpuasa), puasa seperti itu dirasakan berat. Dalam hal ini, puasa dengan hanya makan buah, akan banyak menolong.

Ada keuntungan juga melakukan pembuangan racun dengan hanya menyantap buah-buahan karena buah mengandung banyak air hingga kita terhindar dari dehidrasi dan rasa haus. Jangan lupa juga asupan air yang banyak akan memperlancar proses pembuangan. Buah juga sarat akan vitamin dan mineral . Dengan begitu, walau tidak menyantap makanan "berat", tubuh tidak kekurangan vitamin. Sementara karbon yang terdapat pada buah juga berfungsi seperti tungku yang membantu pembakaran sisa makanan.

Agar gizi yang masuk cukup lengkap, konsumsilah buah yang bermacam-macam dalam sehari. Buah sebaiknya dibuat juice agar meringankan tugas pencernaan dan menghemat energi. Juice dibuat tanpa air. Banyaknya 1 gelas setiap dua jam. Selain buah, Anda bisa juga minum juice sayuran, tetapi keduanya tidak disarankan untuk dicampur dalam satu minuman. Untuk memberi aroma maupun rasa, Anda bisa menambahkan perasan air jeruk nipis atau jahe pada juice Anda. Namun hindari gula atau pemanis. Di antara waktu minum juice itu, konsumsilah air putih sebanyak mungkin untuk memperlancar pembuangan.

KAPAN DAN BERAPA LAMA DETOKSIFIKASI DILAKUKAN?

Proses pembuangan racun sebaiknya dilakukan paling tidak 1 tahun sekali selama 30 - 40 hari, tergantung kondisi tubuh. Makin kurang sehat Anda, makin panjanglah waktu yang dibutuhkan untuk menghalau segala racun dalam tubuh. Meski sudah dibuktikan melakukan puasa yang paling berat sekalipun (hanya minum air putih) selama 40 hari tidak berakibat buruk, toh, sebaiknya detoksifikasi dilakukan bertahap, terutama untuk pemula. Mulailah dulu 2 hari dalam 2 minggu, kemudian 2 hari dalam seminggu, begitu seterusnya sampai bisa dilakukan setiap hari berturut-turut selama 30 hari.

Seperti telah dijelaskan di atas, usai puasa, kita tetap harus menjaga asupan makanan supaya tubuh yang sudah sehat dan bebas racun tadi, tidak kembali dipenuhi racun. Namun, toh, kendati asupan makanan sudah dijaga, puasa baik sekali tetap dilakukan. Pendeknya makin sering kita berpuasa, makin sehatlah tubuh kita.

Biasanya tubuh segera akan memberi "peringatan" manakala sudah harus "dibersihkan". Kondisi ini disebut asidosis. Saat itu keasaman tubuh sudah terlalu tinggi hingga rentan terhadap penyakit. Padahal keseimbangan asam basa bagi tubuh yang sehat antara 7,3 - 7,5. Gejala awal asidosis antara lain, sering sakit kepala, asma, sinusitis, mudah alergi, sering pilek, batuk, dan flu, sering kembung, sembelit, mag, kulit berjerawat, keputihan, napas dan keringat bau, dan kelebihan berat badan. Nah, kalau gejala-gejala tersebut sudah dialami, saatnyalah kembali berpuasa meski Anda relatif baru menjalankan puasa.
Harap diingat juga, kendati tubuh masih kuat berpuasa, sebaiknya puasa segera dihentikan setelah 40 hari. Karena kemampuan tubuh menyediakan makanan atau sumber energi maksimum hanya sampai 40 hari. Lebih dari itu tubuh kita akan kelaparan dan kekurangan energi. Akibatnya tubuh tidak hanya kurus, tetapi juga kering, keriput, dan rentan terhadap penyakit.

EFEK SAMPING DETOKSIFIKASI

Saat toksin melewati pembuluh darah, tubuh memang akan memberi reaksi. Timbullah sakit kepala, mual, kembung, sembelit, pilek, flu, demam ringan, gangguan kulit, gangguan emosi (gelisah cemas, uring-uringan, dan sulit memusatkan pikiran), serta kedinginan. Kadang juga disertai perubahan warna air seni dan napas bau. Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu reaksi ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama. Tetapi umumnya reaksi di atas baru muncul pada hari ketiga karena pada hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot, dan hari kedua dari lever. Nah, supaya bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu lebih lama.

Kalau reaksi ini muncul, tidak perlu menghentikan puasa. Kurangi saja aktivitas yang menguras energi, hindari juga berpanas-panas di bawah matahari, minum air putih atau jus sebanyak-banyaknya, atau segera tidur. Biasanya reaksi ini hanya berlangsung satu hari saja. Tetapi kalau sakit kepala betul-betul tidak tertahankan, baik juga Anda pergi ke dokter dan menghentikan puasa.

DILARANG BERPUASA

Meski puasa amat penting untuk menghalau segala racun dalam tubuh, toh, tidak semua orang disarankan menjalankannya. Orang-orang yang kurang gizi, misalnya, tentu lebih tidak akan mampu melakukan puasa. Kalaupun mampu, pasti berakibat buruk bagi tubuhnya. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang berat badannya kurang.

Ibu sehat, tetapi sedang hamil atau menyusui pun kurang disarankan untuk melakukan detoksifikasi. Begitu juga mereka yang sedang menderita kanker stadium lanjut, tukak lambung, diabetes kronis, lemah jantung, gagal ginjal, sakit jantung, dan TBC. Puasa juga hanya dianjurkan bagi orang dewasa. Balita dan manula sebaiknya tidak melakukannya. Nah, melihat pentingnya detoksifikasi bagi tubuh kita, mengapa Anda tidak segera memulainya hari ini juga. Awali hari Anda dengan minum air putih, setidaknya 2 gelas setelah itu lanjutkan dengan juice buah setiap 2 jam. Hasilnya, tubuh bebas penyakit, segar, dan nyaman. Tentu kalau langkah-langkah puasa Anda dijalankan dengan benar seperti uraian di atas.


JUICE THERAPY - DETOXIFIKASI

Juice Threapy - Detoxifikasi adalah tindakan melakukan pola makan dengan buah mentah sepenuhnya (whole day), yang biasanya dengan cara di blender atau dimakan dengan cara dikunyah. Banyak orang lebih memilih blender karena lebih nyaman mengkonsumsinya, tanpa harus payah payah mengunyah. Detoksifikasi atau detoks yang menurut ahli terapi nutrisi Andang Gunawan adalah tindakan membuang timbunan kelebihan sampah dan racun yang telah terkumpul dalam tubuh. "Sebenarnya setiap hari tubuh kita melakukan detoks. Hal ini bisa kita lihat setiap hari ada pembuangan. Entah buang air besar, air kecil atau keringat. Jadi seharusnya ini sudah berjalan dengan sendirinya. Nah, jika apa yang kita makan dan yang kita keluarkan itu seimbang, racun tak sempat menumpuk. Badan kita pasti sehat, bugar, dan langsing. Metabolisme tubuh juga baik dan kita juga enggak gampang stres," urai pengarang buku best seller, Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi ini. Masalahnya yang sering terjadi, meskipun buang air lancar setiap pagi, ternyata tubuh tetap loyo dan sakit-sakitan. Bisa jadi, kata Andang, karena sistem pembuangan kita tidak efektif atau optimal sehingga ampas/sampah makanan masih ada yang tertinggal di tubuh kita. "Kita selama ini berpikiran kalau berat badan naik itu berarti lemak, padahal itu bisa sampah yang tertinggal," kata Andang yang belajar mengenai food combining di Queensland Institute of Natural Science di Australia.

Sampah yang tertinggal itu sebagian besar disimpan di usus besar karena usus besar bisa membesar sampai lima kali ukuran normalnya. "Sisa makanan yang tak bisa keluar dipadatkan di dinding usus, akhirnya menumpuk terus menjadi kerak. Nah, itu, kan, tempatnya penyakit. Akan terjadi pembentukan racun."
Selanjutnya, racun yang tersimpan di usus ¬karena dinding usus terdiri atas pori-pori yang menyerap semua yang ada termasuk toksin akhirnya menyebabkan toksin-toksin ini masuk ke pembuluh darah yang lalu beredar ke mana-mana. Kalau sudah begitu, ya, pastilah akan mengganggu kerja sel-sel dan jaringan-jaringan yang lain. Dengan demikian, tak ada salahnya bila kita melakukan detoksifikasi secara rutin. Apalagi di zaman modern ini kita banyak mengonsumsi jenis makanan yang tak bisa diterima oleh tubuh, semisal makanan yang diawetkan, makanan dengan pewarna, daging dan ayam yang disuntik, makanan yang terpolusi pestisida, dan sebagainya. Jelas bahwa kadar sampah yang harus dihadapi tubuh pun makin meningkat. Jadi detoks secara khusus sangat dianjurkan.

NILAI PLUS DETOKS

Tujuan utama kita melakukan detoks adalah agar badan sehat karena metabolisme terjaga dengan baik. Namun menurut Andang, detoks yang dilakukan secara rutin juga bermanfaat lain, yaitu:
• Kulit jadi lebih bercahaya, sehat dan mulus.
• Berat badan terjaga
• Meningkatkan vitalitas
• Meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh
• Menghilangkan selulit
• Karena tubuh menjadi lebih bugar, pada akhirnya mengurangi insomnia, stres atau depresi

SIAPA YANG BOLEH MELAKUKAN DETOKS?

"Siapa pun yang merasa pola makannya kurang terjaga boleh melakukan detoks," kata Andang. Namun secara umum detoks tak dianjurkan bagi mereka yang:
• Sedang hamil atau menyusui
• Menderita penyakit berat dan serius semisal kanker pada stadium lanjut
• Sedang menjalani perawatan medis untuk suatu penyakit atau baru pulih dari kondisi penyakit serius
• Balita.


DETOKS PRAKTIS TIGA HARI

Bagi yang ingin memulai program detoks, Andang memberikan program detoksifikasi ringan. "Detoks ini dapat dilakukan oleh orang awam karena hanya berlangsung tiga hari," katanya.
Selama detoks, kita hanya makan buah yang sebaiknya di blender dan minum air putih. Mengapa buah yang dipilih? Karena buah paling nyaman dan masih ada rasa manisnya. Buah juga merupakan antioksidan tinggi yang berguna membuang racun selain memberikan zat gizi pula. "Jadi, selama detoks kita tak perlu khawatir kehilangan zat gizi."
Jus buah ini diminum setiap dua jam sekali diselingi minum air putih. Buah-buahan yang dianjurkan untuk detoks adalah pepaya, nanas, apel, semangka dan wortel"Sebaiknya terapkan monodiet. Artinya kalau di hari pertama minum jus pepaya, maka seharian itu buahnya pepaya saja. Kalau hari kedua apel, ya, apel terus selama hari kedua. Begitu pun di hari ketiga." Detoks praktis ini bisa dilakukan sebulan sekali. Bila sudah terbiasa, bisa diteruskan lima hari sampai tujuh hari. Anda harus banyak minum untuk memperlancar proses pembuangan dan menghindari dehidrasi.
Selama proses detoksifikasi berlangsung, umumnya kita akan merasa agak lemas atau kepala sedikit pusing karena sebagian besar energi dipusatkan pada fungsi pembuangan. Oleh karena itu hindari aktivitas yang mengurangi energi berlebihan. Lakukan olahraga ringan di tengah udara terbuka dan bersih untuk memperlancar peredaran darah dan getah bening, semisal jalan kaki, senam peregangan/stretching, yoga, atau tai-chi. "Cari waktu yang tepat untuk melakukan detoks. Sebaiknya dilakukan pada akhir minggu atau hari libur agar pikiran dan tubuh Anda bisa lebih santai," anjur Andang.

0 komentar:

Visitor