- me and my inspiration, never ending story -

Rabu, Agustus 19, 2009


 Kalau mendengar kata utang seringkali kita jadi miris. Sebenarnya tidak semua utang itu buruk, hanya saja dalam kenyataannya
kebanyakan orang tidak tahu cara mengelola utang sehingga pada akhirnya utang akan menghancurkan kehidupan finansial mereka.

Penggunaan utang untuk keperluan konsumsi adalah kebiasaan buruk. Terlalu banyak utang negatif ini akan menyebabkan semakin besarnya
beban bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Pada akhirnya orang tersebut akan menjadi budak utang karena harus bekerja hanya
untuk membayar bunga kredit. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada diri kita.

Dibawah ini beberapa hal petanda kalau kita sudah terkena masalah utang :

1. Punya kartu kredit hingga 2-3 buah, atau bahkan lebih
2. Menggunakan kartu kredit hingga ke pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan.
3. Setelah membayar tagihan, kembali berbelanja lebih banyak dari tagihan sebelumnya.
4. Kartu kredit sudah hampir mencapai limit, atau bahkan ditolak karena sudah overlimit.
5. Tidak tahu jumlah utang secara pasti
6. Hanya bisa mencicil pembayaran minimum dari utang.
7. Tidak memiliki tabungan.
8. Ditelpon oleh penagih utang.
9. Berbohong pada pasangan/keluarga tentang pengeluaran yang sesungguhnya.

Semakin banyak poin diatas yang sesuai dengan kondisi kita semakin besar peluang Anda terlibat masalah utang. Waspadai selalu jebakan-jebakan utang, agar kehidupan finansial kita tidak diperbudak oleh utang.
Mari kita membahas salah satu sumber hutang yang umum sekarang ini : Kartu Kredit, dan bagaimana cara mengatasinya.


Tips untuk Terbebas dari Hutang Kartu Kredit

Tawaran kartu kredit memang menggiurkan, seolah-olah menjadi solusi untuk keuangan kita. Namun apabila kita tidak berhati-hati kita malah terperangkap ke masalah hutang kartu kredit. Tanpa terasa penggunaan kartu kredit sudah mencapai limit, sementara kita hanya dapat membayar jumlah minimal setiap bulannya.Bagaimana cara mengatasi hutang kartu kredit?
Ada 2 langkah yang perlu dilakukan:

1. Mengatur pengeluaran.

Apabila Anda bertanya, darimanakah uang yang digunakan untuk membayar hutang kartu kredit? Maka jawabannya adalah dari gaji Anda sendiri.
Harus dicara cara bagaimana menyusun strategi untuk memberdayakan gaji Anda untuk membayar hutang kartu kredit.
Ini ada contoh kasus yang dijawab oleh seorang konsultan keuangan pribadi dan keluarga :

Tanya :

Saat ini saya berumur 28 tahun, dan belum menikah. Rencananya tahun ini saya akan melangsungkan pernikahan. Saya juga baru saja pindah kerja (belum sampai 3 bulan) dan mempunyai penghasilan Rp. 3,500,000,- per bulan plus bonus kurang lebih Rp.500.000,- per bulannya. Total pendapatan kurang lebih Rp.4.000.000,-. Saat ini saya kos dengan biaya Rp.950.000,- per bulan. Saya juga mempunyai kendaraan sebuah sepeda motor senilai Rp.8.000.000,- (harga motor bekas sejenis di pasaran).

Saat ini saya mempunyai permasalahan yang sangat pelik. Yaitu hutang kartu kredit. Saya mempunyai dua buah kartu kredit. Yang masing-masing jumlah tunggakannya Rp.8.000.000,- dan Rp.5.000.000,- dengan bunga 3,75% per bulan dan 4% untuk tarik tunai.

Dulu saya telah berhasil melunasi sampai 0 rupiah tunggakan kartu kredit saya tersebut, tapi kemudian bertambah lagi tunggakannya dan saya malah ‘dihadiahi’ satu buah kartu kredit baru lagi dari bank penerbit kartu kredit saya. Hingga saya kewalahan seperti sekarang.

Karena tiap bulan harus bayar minimum saldo kartu kredit, saya selalu kehabisan uang dan akhirnya pinjam orangtua atau tarik tunai dari kartu kredit saya. Saya juga sudah tidak mampu lagi membayar asuransi unit link saya di bank yang besarnya Rp.300.000,- per bulan. Sudah berbulan-bulan saya tidak menabung di asuransi unit link saya tersebut.

Saya akui saya boros dan sangat mudah mengeluarkan uang atau memakai kartu kredit. Cuma kok rasanya sulit sekali untuk menurunkan gaya hidup saya dan menabung. Mohon pencerahannya apa yang sebaiknya saya lakukan? Adakah cara yang lebih efektif untuk melunasi hutang-hutang saya tersebut

Jawab :

Pada kasus diatas, Anda menjelaskan bahwa pendapatan Anda adalah gaji sebesar Rp. 3.500.000,- dan bonus sebesar Rp. 500.000,-.
Jadi pendapatan total adalah Rp. 4.000.000,-. Nah, dana yang dipergunakan untuk membayar hutang biasanya adalah 30% dari total pendapatan. Dalam kasus Anda adalah Rp. 1.200.000,-.

Untuk menyisihkan dana sebesar ini, Anda perlu membuat anggaran belanja yang ketat. Bagilah pos-pos pengeluaran Anda menjadi beberapa kategori. Kategori yang biasa digunakan adalah tabungan, makanan, pajak, transportasi, pakaian, perumahan, hiburan, kesehatan, pendidikan, kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari, pembayaran kartu kredit, dan pengeluaran lain-lain.
Untuk kasus ini, Anda sudah dapat menetapkan biaya perumahan (kost) Rp. 950.000,-, dan pembayaran kartu kredit sebesar Rp.1.200.000,-.

Berikan jatah pengeluaran untuk pos pengeluaran lainnya. Ingat bahwa total pengeluaran tidak boleh melebihi total pendapatan,
berarti tidak boleh lebih dari Rp. 4.000.000,-.

Yang Anda buat ini adalah anggaran pendapatan dan belanja Anda. Anggaran ini hanyalah berupa rencana. Dan rencana ini harus Anda
jalankan secara disiplin pada bulan yang bersangkutan. Mungkin Anda akan merasakan beberapa hal yang kurang enak, seperti Anda
harus mengurangi jalan-jalan ke mall agar anggaran hiburannya tetap on budget, dan lain-lain, namun Anda harus tetap disiplin.
Ingat kembali tujuan Anda: agar dapat terbebas dari hutang kartu kredit. Dan tetap harus diingat, jangan menambah hutang Anda pada kartu kredit.


2. Strategi melunasi kartu kredit.

Setelah Anda menjalankan langkah pertama diatas, Anda akan mendapatkan dana Rp. 1.200.000,- per bulan untuk melunasi kartu kredit. Sekarang pertanyaan berikutnya, bagaimana strategi untuk melunasi seluruh hutang kartu kredit yang paling cepat dan kerugian membayar bunga kartu kredit yang minimal?

Saya akan menjelaskan caranya. Kumpulkan data seluruh kartu kredit Anda, nilai hutang pada kartu kredit dan tingkat suku bunganya.
Kita misalkan pada kasus ini ada 2 kartu kredit yang nilai bunganya
berbeda:

* Kartu kredit A dengan hutang Rp. 8.000.000,- dan bunga 3,75%.
* Kartu kredit B dengan hutang Rp. 5.000.000,- dan bunga 4%.

Yang pertama, pilihlah kartu kredit dengan bunga yang paling tinggi. Dari contoh diatas adalah kartu kredit B. Nah, dana untuk membayar hutang dipusatkan ke kartu kredit ini. Semua kartu kredit selain kartu kredit B, hanya dibayar sejumlah minimal. Misalkan kartu kredit A minimal pembayarannya adalah Rp. 50.000,-, maka penggunaan dana untuk membayar hutang kartu kredit adalah :

* Kartu kredit A dibayar Rp. 50.000,- per bulan.
* Kartu kredit B dibayar Rp. 1.150.000,- per bulan.

Apabila Anda menjalankan rencana tersebut dengan lancar, maka dalam kurang lebih 5 atau 6 bulan hutang Anda pada kartu kredit B akan lunas. Selanjutnya, Anda dapat menggunakan seluruh dana pembayaran kartu kredit untuk kartu kredit A. Setelah kurang lebih 10 bulan, maka hutang kartu kredit A akan lunas.

Taken from : http://www.keuanganpribadi.com - David Ciang, MM

0 komentar:

Visitor